Petani Ngawi Sukses Budidaya Melon Premium Inthanom

KOMPAS™, NGAWI – Para petani di Desa Cepoko, Kecamatan Ngrambe, berhasil membudidayakan melon premium jenis Inthanom melalui teknik pertanian modern berbasis greenhouse.
Panen perdana dilakukan pada Selasa (7/5) dan dipimpin langsung oleh Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono.
Panen ini menjadi bukti suksesnya upaya Kelompok Tani (Poktan) Manunggal Desa Cepoko, yang menanam sebanyak 900 batang melon Inthanom di lahan seluas 300 meter persegi.
“Kami berterima kasih atas dukungan Pemkab Ngawi yang terus mendorong produktivitas pertanian lokal,” kata Suwarto, Ketua Poktan Manunggal, dilansir dari Jawa Pos
Melon Inthanom dikenal sebagai salah satu varietas unggul dengan kadar kemanisan tinggi.
Saat panen, kadar manis melon Inthanom mencapai angka 14, sementara melon biasa hanya berkisar di angka 12. Bobotnya pun rata-rata 1,8 kg per buah.
Para petani di Desa Cepoko, Kecamatan Ngrambe, berhasil membudidayakan melon premium jenis Inthanom melalui teknik pertanian modern berbasis greenhouse.
Panen perdana dilakukan pada Selasa (7/5) dan dipimpin langsung oleh Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono.
Panen ini menjadi bukti suksesnya upaya Kelompok Tani (Poktan) Manunggal Desa Cepoko, yang menanam sebanyak 900 batang melon Inthanom di lahan seluas 300 meter persegi.
“Kami berterima kasih atas dukungan Pemkab Ngawi yang terus mendorong produktivitas pertanian lokal,” kata Suwarto, Ketua Poktan Manunggal.
Melon Inthanom dikenal sebagai salah satu varietas unggul dengan kadar kemanisan tinggi.
Saat panen, kadar manis melon Inthanom mencapai angka 14, sementara melon biasa hanya berkisar di angka 12. Bobotnya pun rata-rata 1,8 kg per buah.
“Melon kami ini langsung dikirim ke Surabaya, ke toko buah Sunpride. Ini kiriman perdana dari panen hari ini,” terang Suwarto.
Ia menjelaskan, tingginya kualitas dipengaruhi metode tanam greenhouse yang lebih aman dari hama dan lebih terkontrol dalam perawatan.
Meski hasilnya menjanjikan, pasar lokal untuk melon premium seperti Inthanom dinilai belum terlalu besar.
Untuk sementara, Poktan Manunggal fokus menyuplai ke pembeli tetap di luar daerah. “Harga melon premium cukup tinggi, jadi kita sementara jual ke pasar luar Ngawi,” tambahnya.
Suwarto juga mengapresiasi dukungan Pemerintah Desa Cepoko dan Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi. Berbagai pelatihan dan fasilitasi telah diberikan untuk meningkatkan kompetensi petani.
Saat ini Poktan Manunggal memiliki 60 anggota dan mengelola lahan sekitar 90 hektar yang ditanami padi, sayuran, dan buah-buahan.
Kami berharap dukungan terus ditingkatkan agar pertanian semakin produktif dan bisa memperkuat ketahanan pangan daerah,” pungkas Suwarto petani Melon Inthanom, Ngawi. (*)
EKORAN