Musim Bediding, Dinkes Pacitan Ingatkan Masyarakat Jaga Kesehatan

Hari Prasetyo 22 Jul 2025 Kesehatan
Musim Bediding, Dinkes Pacitan Ingatkan Masyarakat Jaga Kesehatan

KOMPAS™, PACITAN – Musim Bediding melanda sejumlah wilayah termasuk Kabupaten Pacitan. Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mengingatkan risiko gangguan kesehatan terutama pada kelompok rentan, seperti balita, lansia, dan penderita penyakit kronis.

Seperti dilansir detik pada Selasa (21/7), dr. Daru Mustikoaji, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan menghimbau masyarakat untuk menggunakan pakaian hangat, terutama pada malam hingga pagi hari. Jangan abaikan gejala-gejala seperti batuk, sesak napas, atau demam yang tidak kunjung reda

Untuk selalu menjaga stamina kewaspadaan akan dampak cuaca dingin penting dilakukan, dengan selalu menjaga kondisi tubuh agar tetap hangat dan sehat selama fenomena alam tersebut berlangsung.

Selain itu harus tetap menjaga asupan gizi dan hidrasi tubuh. Kebutuhan cairan tetap harus terpenuhi, meskipun selama cuaca dingin seseorang jarang merasa haus.

“Konsumsi makanan bergizi, harus tetap hangat, menjaga daya tahan tubuh, cukup minum, kebutuhan cairan. dan hindari mandi pada malam hari, karena dapat memperparah kondisi tubuh saat suhu rendah,” katanya.

Khusus bagi penderita asma, hipertensi, dan penyakit jantung, diingatkan agar menghindari paparan langsung udara dingin. Bersamaan itu juga penting tetap menjaga kebersihan lingkungan.

“Selalu jaga kebersihan lingkungan, pasalnya, cuaca dingin kerap diikuti peningkatan kasus penyakit menular,” tambahnya.

Dinkes mencatat, sejak awal pekan ini terjadi peningkatan kunjungan masyarakat ke fasilitas Kesehatan. Umumnya pasien mengalami keluhan pernapasan ringan hingga sedang.

Sebagai antisipasi, dinkes menginstruksikan seluruh fasilitas layanan kesehatan di wilayah Pacitan bersiaga serta memantau perkembangan yang ada. Terutama dampak Bediding terhadap kesehatan masyarakat.

“Masyarakat kami imbau segera datang ke puskesmas atau rumah sakit jika mengalami gejala batuk parah, sesak napas, atau demam tinggi yang tidak kunjung turun. Penanganan cepat dapat mengurasi risiko lebih buruk,” pungkasnya. (*)

ekoran