Datang Diam-diam, Noah Produksi Konten Side B di Ponorogo

Datang Diam-diam, Noah Produksi Konten Side B di Ponorogo

KOMPAS™, PONOROGO – Selama tiga hari penuh Noah di Ponorogo untuk menjelajahi alam dan budaya Kota Reog untuk merekam episode terbaru dari Side B, program musik eksklusif dengan menggabungkan kontemplasi, keindahan visual, dan nuansa emosional yang jarang dijumpai dalam industri musik arus utama.

“Kami sengaja datang diam-diam supaya kami tidak mengganggu aktivitas warga sekitar,” ujar Ariel, pentolan Noah saat perjumpaan dengan media, Kamis (14/8) malam.

“Side B ini ada supaya kami tetap ada untuk Sahabat Noah di masa jeda panggung. Kita persembahkan lagu-lagu yang selama ini banyak dipertanyakan. Kok lagu ini jarang dibawakan pas konser?” terangnya.

Dalam konten Side B, Noah memang menyajikan lagu yang selama ini jarang dibawakan di atas panggung. Mengambil konsep perpaduan audio dan visual dari tempat-tempat unik di Indonesia.

Setelah menjelajah berbagai wilayah Indonesia, kali ini pilihannya jatuh pada Ponorogo. Bukan karena kebetulan, melainkan karena kerinduan yang belum sempat dituntaskan sejak pertama kali tampil di acara Grebeg Suro 2023, dua tahun lalu.

Selama tiga hari, pada tanggal 12-14 Agustus 2025, Noah menyusuri tiga lokasi yakni Telaga Ngebel, Watu Semaur, dan Bukit Kuik.

“Ketiganya punya kejutan, masing-masing memiliki karakter, cerita, dan kesan yang berbeda-beda,” imbuh Ariel.

Di Telaga Ngebel, Noah memulai produksi sejak dini hari untuk mengejar matahari terbit sebagai latar lagu Hari yang Cerah untuk Jiwa yang Sepi. Rangkaian proses dimulai saat hari masih gelap.

“Begitu selesai take, kita lihat ke belakang, kabut sudah naik, sinar matahari menerangi permukaan air. Itu indah sekali momen yang sulit dilupakan. Seperti gambar pemandangan yang kita lihat di layar komputer,” ujar Lukman, gitaris Noah.

Selanjutnya, mereka menuju Watu Semaur, lokasi ikonik di Kecamatan Ngrayun yang dikenal dengan fenomena gema dari dinding-dinding batunya. Lagu Sally Sendiri dipilih untuk mengisi latar tempat ini.

“Unik banget tempatnya. Masyarakatnya ramah. Anak-anak kecil sampai panggil kami om’,” kata David.

Di hari kedua, semua personel Noah berkemah di Bukit Kuik, sebuah destinasi tersembunyi di Desa Gajah Kecamatan Sambit yang kini mulai dikenal luas sebagai “Negeri di Atas Awan” ala Ponorogo. Lagu Lihat Langkahku dibawakan di tengah kabut tipis dan api unggun.

“Di sini gak ada sinyal. Tapi itu jadi jeda bagi kami dari riuhnya dunia digital,” ujar Ariel.

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko sempat menemani langsung proses produksi Noah di Bukit Kuik. Bupati Sugiri Sancoko menyebut kolaborasi itu sebagai bentuk sinergi ideal antara dunia seni dan promosi daerah.

“Ini bukan hanya tentang musik. Ini tentang bagaimana Ponorogo diangkat melalui cara yang original, yang menyentuh hati. Kita bangga dan siap menyambut mereka lagi kapan pun,” tegasnya.

Episode lengkap Side B Ponorogo akan segera tayang di kanal YouTube NOAH Official, menjadi bukti bahwa “Karya bisa tetap hidup meski tanpa panggung, dan bahwa Ponorogo tak hanya layak dikunjungi, tetapi juga dirasakan,” pungkasnya. (*)

This will close in 0 seconds