KOMPAS™, PONOROGO – Banyaknya Truk Over Dimension Overloading (ODOL) masih beroperasi di jalanan Ponorogo yang dinilai faktor utama kerusakan jalan, membuat Bupati Sugiri Sancoko gerah.

Razia gabungan yang digelar beberapa kali agaknya kurang efektif memberantas truk ODOL membandel dan terus beroperasi tersebut.

Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo mencoba cari solusi lain. Pasalnya, ia menilai truk-truk pengangkut material tambang ilegal itu merugikan pemkab Ponorogo.

“Mereka (truk ODOL.red) menjadi salah satu penyebab kerusakan jalan, aktivitas tambang liar juga tidak menyumbang pajak daerah,” katanya, Selasa, (13/5/2025).

Ia mengatakan telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) tambang. Tujuannya menertibkan ODOL yang berkeliaran.

Satgas tersebut dikomando langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) yang beranggotakan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD).

Seperti Dinas Perhubungan (Dishub), Satpol PP dan Damkar, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) serta Polres setempat.

“Kami minta (truk ODOL, Red) tidak sekedar ditilang tapi besoknya tidak bisa jalan lagi,’’ tegasnya dikutip dari Radar Madiun.

Dia menambahkan, lalu-lalang truk ODOL menyebabkan usia jalan terpangkas signifikan. Misalnya, ruas Ngebel yang baru diperbaiki 1,5 tahun lalu, kini kondisinya mulai rusak imbas truk ODOL.

Termasuk jalan di ruas Sawoo-Ngambakan, yang seharusnya mampu bertahan delapan tahun kini mulai rusak.

“Negara tidak dapat banyak pajak dari tambang, karena banyak yang ilegal,’’ ungkapnya.

Bupati Ponorogo itu menginstruksikan satgas bergerak cepat untuk merumuskan pencegahan antisipasi ODOL kembali beroperasi.

Entah penyitaan kendaraan maupun solusi lain. Termasuk meminta operasi rutin mencegah kendaraan angkutan pasir dan hasil tambang itu beroperasi melanggar aturan.

“Kita tidak larang tambang apalagi yang berizin, tapi truk ODOL ini harus ditindak,’’ pungkas Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo. (*)

EKORAN