Jelang Nataru 2025-26, Plt Bupati Ponorogo Gelar High Level Meeting TPID
KOMPAS™, PONOROGO – Antisipasi pasokan dan kenaikan harga bahan pokok penting menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Ponorogo menggelar High Level Meeting di Hall Hotel Amaris Ponorogo
TPID terdiri dari sejumlah perangkat daerah di lingkup Pemkab Ponorogo, Kantor Bank Indonesia (KBI), Biro Perekonomian, Bulog, serta BUMD.
Lisdyarita, Plt Bupati Ponorogo mengatakan pentingnya peran TPID dalam memonitor dan menganalisa pasokan dan pergerakan harga di pasar untuk melakukan tindakan preventif dan korektif, sehingga ketersediaan pasokan dan harga bahan pokok penting aman untuk Kabupaten Ponorogo.
“TPID memiliki peran strategis memonitor dan menganalisis pergerakan harga di pasar serta melakukan tindakan preventif dan korektif,” katanya ditulis Kompas Nusantara, Jumat, (14/11).
Menurutnya, kecukupan pasokan yang efektif akan menekan gejolak harga barang di pasaran. Sedangkan tingkat inflasi selama ini dominan dipengaruhi oleh kejutan dalam kelompok bahan makanan.

“Dengan sinergi yang kuat antar instansi, kita dapat mengambil langkah cepat dan fleksibel dalam menjaga stabilitas harga pangan di Ponorogo,” terangnya.
Dia menambahkan bahwa indeks perkembangan harga (IPH) di Ponorogo berada pada level kurang aman atau waspada. Makanya diperlukan langkah strategis dengan menggelar operasi pasar untuk menekan harga komoditas utama seperti cabai, bawang merah, beras, gula, minyak goreng, dan telur ayam.
“Gerakan Pangan Murah, harus direncanakan,” katanya.
Sementara itu, Harjono, Sekretaris TPID Kabupaten Ponorogo membenarkan bahwa terjadi anomali IPH selama Juli hingga September. Pemicunya adalah fluktuasi harga 20 komoditas pangan yang masuk dalam perhitungan IPH.
“Komoditas yang paling berpengaruh antara lain cabai rawit, beras, gula pasir, dan minyak goreng,” ungkapnya.
Menurutnya, fluktuasi harga sejumlah komoditas itu akibat keterbatasan stok karena gagal panen di daerah penghasil. Selain itu, belum optimalnya pemetaan dan penghitungan potensi untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal.
“Mendesak dilakukan untuk memotong mata rantai perdagangan dengan tujuan memangkas harga jual kepada end user yaitu masyarakat,” lanjutnya.
Lebih lanjut Dia menegaskan bahwa kenaikan harga beberapa komoditas masih dalam batas wajar. Stok pasokan bahan pangan juga dipastikan aman dan daya beli masyarakat tetap terjaga. TPID melakukan langkah antisipatif dengan pemantauan produksi, distribusi, dan konektivitas antardaerah. Penerapan Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) dan Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Bahan Pokok (Siskaperbapo) selama ini efektif stabilisas harga pangan.
“Perum Bulog akan mengoptimalkan kembali warung Jathilan (Jaga Stabilitas Harga Pangan) Hebat di Pasar Legi sebagai kanal stabilisasi harga,” pungkas Harjono, Sekretaris TPID Kabupaten Ponorogo. (*)