Ekslusif, Ketoprak Dahono Wengker Reborn Memukau Penonton

KOMPAS™, PONOROGO – Ditengah memudarnya kesenian ketoprak, peringatan Hari Jadi ke-529 Kabupaten Ponorogo menyuguhkan Ketoprak Dahono Wengker Reborn pada Kamis, (7/8) malam di Panggung Utama Alon-aloon Ponorogo dengan lakon Sumilaking Mendung Temayung atau Damarwulan Ngarit yang disutradarai sendiri oleh Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo.
Seni ketoprak sempat berjaya sampai pada era 90an, menjadi hiburan masyarakat yang sering dijumpai saat ada peringatan hari besar maupun hajatan masyarakat.
Seperti diungkapkan Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo, bahwa saat kecil dulu, dia dan teman-teman selalu menanti penampilan Ketoprak Dahono Wengker, yang itu merupakan tontonan wajib dan pasti selalu ramai.
Sekarang, Bupati Sugiri, berupaya membangkitkan kembali kesenian yang sempat jaya dimasanya, yang kini terkikis oleh zaman, momentum peringatan Hari Jadi ke-529 dimanfaatkannya menampilkan Ketoprak Dahono Wengker Reborn yang ia sutradarai sendiri.
“Ikut membangkitkan kesenian tradisional merupakan bentuk tanggung jawab moral terhadap budaya asli daerah,” ungkapnya.
Pilihan lakon yang mengambil latar belakang pada masa pemerintahan Kerajaan Majapahit dengan permasalahan kompleks tentang tahta, ego, syahwat kekuasaan, cinta, dan pengkianatan yang menggambarkan langit Majapahit yang diliputi mendung kelabu. Yang pada akhirnya badai itu reda oleh hadirnya seorang kesatria, yang tulus memperjuangkan cinta demi kejayaan negeri.
Pagelaran ketoprak yang langka. Penampilan Dahono Wengker Reborn dengan background video animasi, lighting yang mewah berjudul Sumilaking Mendung Temayung berhasil memukau penonton.
“Ini bukan sekadar hiburan. Ini upaya pelestarian. Kita gandeng para senior yang sudah piawai dalam dunia ketoprak. Harapannya, Ponorogo menjadi pusat kebangkitan seni peran Jawa lagi,” terangnya.
Lebih lanjut Bupati Sugiri mengatakan sudah saatnya Ponorogo tidak hanya dikenal sebagai kota Reog, tapi juga pusat seni pertunjukan Jawa lainnya.
“Dahono Wengker bangkit kembali, dengan cerita yang bersejarah, elok dan komplit, ada politik, ekonomi, strategi, roman yang diracik dalam sebuah lakon Sumilaking Mendung Temayung,” pungkas Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko. (Adv)
