Bunda Baca Kota Madiun, Ajak Budayakan Membaca

Bunda Baca Kota Madiun, Ajak Budayakan Membaca

KOMPAS™, MADIUN – Memperingati Hari Kunjung Perpustakaan dan Bulan Gemar Membaca Nasional 2025. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Madiun talkshow inspiratif yang menghadirkan Bunda Baca Kota Madiun, Yuni Setyawati Maidi di Ballroom Bima Aston Madiun. Selasa, (16/9).

Selaku Bunda Baca, Yuni Maidi mengungkapkan pentingnya kehadiran ruang pojok baca di fasilitas umum. Menurutnya, pojok baca tidak sekadar tempat menyediakan buku, tetapi juga sarana membangun budaya literasi masyarakat.

Pojok baca yang mudah diakses, nyaman bisa menjadi pintu masuk untuk meningkatkan minat baca, terutama bagi masyarakat yang belum terbiasa datang ke perpustakaan besar.

Sehingga budaya membaca bisa tumbuh di berbagai lapisan masyarakat, terutama anak-anak, karena mereka lebih tertarik membaca bila buku mudah ditemui, apalagi di sekitar lingkungan bermain atau tempat berkegiatan.

“Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Ketika ada buku bergambar atau bacaan ringan, rasa ingin tahunya tumbuh sehingga akhirnya kebiasaan membaca,” katanya.

Tak hanya untuk anak-anak, Bunda Baca juga menegaskan peran penting pojok baca bagi masyarakat dewasa. Ia mencontohkan, ruang baca di taman atau pusat keramaian bisa menjadi alternatif bagi orang dewasa untuk memanfaatkan waktu luang.

“Membaca bukan hanya kebutuhan anak, orang dewasa pun perlu menambah wawasan. Pojok baca menghadirkan kesempatan itu tanpa harus menunggu waktu khusus ke perpustakaan. Atau misalnya di terminal, stasiun, sambil menunggu kedatangan transportasi bisa memanfaatkan waktu dengan membaca,” tambahnya.

Ia menambahkan, jika di setiap ruang publik terdapat pojok baca, masyarakat akan terbiasa melihat, memegang, hingga membaca buku. Hal ini secara perlahan akan menciptakan lingkungan dengan budaya membaca.

Namun, ia juga tak menutup mata terhadap tantangan pengembangan pojok baca. Beberapa di antaranya adalah keterbatasan koleksi buku, minimnya kesadaran masyarakat, serta perlunya perawatan ruang baca agar tetap nyaman dan terjaga.

“Ini memang butuh sinergi, baik dari pemerintah, sekolah, komunitas, maupun masyarakat sendiri,” ujarnya.

Ia menyebut Dinas Perpustakaan memiliki kewajiban menyediakan koleksi buku yang sesuai kebutuhan masyarakat, melakukan pembaruan bahan bacaan, serta menggandeng berbagai pihak untuk memperluas jaringan literasi.

Perpustakaan bisa menjadi motor penggerak dengan melakukan pembinaan dan pendampingan tentang bagaimana merancang pojok baca yang nyaman dan sesuai dengan standar layanan perpustakaan.

“Mari kita jadikan membaca sebagai gaya hidup, pojok baca sebagai sahabat kita di ruang publik, membaca memperluas wawasan, meningkatkan kualitas diri, sekaligus memperkuat karakter bangsa,” pungkas Yuni Maidi, Bunda Baca Kota Madiun. (*)

Sumber: rri.co.id

This will close in 0 seconds