Khawatir Sampah, Bupati Ponorogo Ajak Masyarakat Sadar Pengelolaannya

Khawatir Sampah, Bupati Ponorogo Ajak Masyarakat Sadar Pengelolaannya

06/05/2024 0 By Hary Dekik

KOMPAS™, PONOROGO – Kurangnya kesadaran masyarakat dalam penanganan sampah, Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo gandeng Yayasan Pembangunan Cinta Insan Indonesia (YPCII) Ponorogo, turun ke jalan ajak masyarakat untuk sadar akan penanganan sampah, Sampahku Tanggungjawabku (Samtaku).

Bupati Ponorogo turun ke Jalan Suromenggolo Ponorogo saat Car Free Day (CFD) ajak masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga, pasar tradisional, ruang publik, dan perkantoran dengan konsep Reuse, Reduce, dan Recycle (3R).

“Sampah dimana-mana sudah menjadi problematika, jadi harus diatas,” katanya, Minggu, (5/5/2024).

Ia menambahkan persolan sampah bukan hanya persoalan pemerintah, namun persoalan bagi kita semua, jadi jangan di framing seakan itu kesalahan mutlak pemerintah. “Mengatasi permasalahan sampah itu kembali ke diri masing-masing, mari memulai memilah dan mengurangi jumlah sampah dengan memmanfaatkan kembali sampah yang dapat didaur ulang,” pintanya.

Konsep 3R bakal mampu menekan dan mereduksi 70 persen tonase sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akir (TPA). Sampah organik bisa diolah menjadi pupuk kompos, sedangkan sampah non organik sedapat mungkin didaur ulang atau dimanfaatkan kembali.

“Kalau bijak menyikapi sampah, maka akan tiba suatu masa kabupaten yang kita cintai ini bebas dari sampah beserta problemnya,” terangnya.

Sementara Taufuq Alvi, Koordinator YPCII Samtaku Ponorogo mengatakan pihaknya bersama pemerintah takan berhenti mengedukasi bahwa sampah adalah tanggungjawab bersama. Gerakan Samtaku sengaja menyasar seluruh lapisan masyarakat

Sasaran ini mulai dari pelaku Usaha Mikro Kecil, dan Menengah (UMKM), warga sekolah, lingkungan pondok pesantren, dan semua lapisan masyarakat. Selain itu juga pengelolaan sampah dari hulu ke tingkat Rukun Tetangga (RT).

“Kami ajak setiap rumah tangga untuk memilah sampah, karena masih ada sampah yang memiliki nilai ekonomis, seperti kertas dan plastik,” jelasnya.

Sedangkan sampah organik seharusnya diolah menjadi pupuk kompos, sisa makanan untuk pakan ternak, “Sampah sebenarnya memiliki nilai ekonomis, ketika mampu memilah sebelum membuangnya,” pungkas Taufiq Alvi, Koordinator YPCII Samtaku saat bersama Sugiri Sancoko Bupati Ponorogo di sosialisasi penanganan sampah saat CFD di Jalan Suromenggolo Ponorogo. (*)