Tunjukan Kesiapan Penanganan Bencana, BPBD Ponorogo Usung Urban Rescue

KOMPAS™, PONOROGO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo usung peranti urban rescue saat Apel Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan dan Lahan sekaligus Gelar Peralatan Penanggulangan Bencana di Kebun Raya Purwodadi Kabupaten Pasuruan pada 20-23 Juli 2025.
Dari 38 kabupaten/kota hanya BPBD Ponorogo yang mengusung peranti urban rescue, hal ini mencuri perhatian sejawatnya.
Kepala Pelaksa (Kalaksa) BPBD Ponorogo Masun mengatakan bahwa pihaknya membawa peralatan urban rescue karena menyesuaikan karakteristik bencana yang sering terjadi. Karena Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Ponorogo kerap melakukan evakuasi korban di area yang minim oksigen.
Karena itu, BPBD Ponorogo menampilkan peralatan khusus berupa Self-Contained Breathing Apparatus (SCBA), peralatan untuk membantu pernapasan di area beracun. Tak ketinggalan, blower yang terhubung ke selang spiral untuk menyedot gas berbahaya agar tim penyelamat dapat menjangkau korban dengan aman.
“Kami ingin menunjukkan kesiapan Ponorogo dalam penanganan bencana yang spesifik,” kata Masun saat dihubungi media pemkab, Selasa (22/7)
12 personel TRC BPBD Ponorogo sempat menyimulasikan upaya urban rescue dalam acara yang digagas BPBD Jawa Timur tersebut. Mereka harus mencari objek tersembunyi berdasarkan ciri-ciri tertentu tanpa penanda lokasi. Kecepatan dan ketepatan navigasi personel benar-benar diuji di tengah hutan sekalipun.
“Sekitar 70 persen keberhasilan penanganan bencana ditentukan oleh kesiapan alat dan operator yang terlatih,” tegasnya.
Menurutnya, peningkatan kapasitas dan peremajaan peralatan penyelamatan menjadi prioritas BPBD Ponorogo. Bersamaan itu, perlu meningkatkan kompetensi personel.
BPBD Ponorogo berencana melaksanakan refresh training dengan Basarnas Trenggalek pada Agustus mendatang.
“Pelatihan akan difokuskan pada tiga skenario utama, yaitu mountain rescue, jungle rescue, dan water rescue.“ ungkapnya.
Lebih lanjut ia menambahkan bahwa, apel kesiapsiagaan dan gelar peralatan yang kedua kalinya di Jatim juga menjadi forum sinergi antar wilayah. Pengalaman penanganan bencana besar seperti banjir beberapa waktu lalu membutuhkan backup tim penyelamat dari daerah lain.
“Kita pernah mendapat backup dari BPBD Kabupaten Madiun, Kota Madiun, SAR Ngawi, dan Basarnas Trenggalek,” pungkasnya. (*)
ekoran
