Pasar Krempyeng Ponorogo, Percepat Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi

Pasar Krempyeng Ponorogo, Percepat Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi

09/01/2022 0 By Wahyudi

KOMPASNUSANTARA, PONOROGO – Gerakan menghidupkan kembali pasar krempyeng di Kabupaten Ponorogo, kembali, Sugiri Sancoko bersama Lisdyarita serta Susilowati selaku Ketua TP PKK Kabupaten Ponorogo hadir dalam kegiatan Pembukaan Pasar Krempyeng Murah Rejeki, Desa Turi, Kecamatan Jetis.

Gerakan menghidupkan kembali pasar krempyeng ini sebetulnya sudah dimulai sejak bulan Ramadhan tahun lalu, tim TP PKK Kabupaten Ponorogo berkunjung ke beberapa lokasi pasar Krempyeng di wilayah Kecamatan Jetis, antara lain Desa Turi, Desa Josari, Desa Wonoketro, Desa Tegalsari, dan Desa Mojorejo.

Pasar Krempyeng Ponorogo

Dihidupkannya kembali pasar krempyeng di masing-masing desa, diharapkan mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat dan bangkit dari masa pandemi. “Saya yakin jika tiap-tiap desa pasar krempyeng ini dihidupkan kembali, ekonomi masyarakat akan pulih, karena masyarakat bisa langsung menjual atau membeli produk yang ada dari desa, dan semuanya perlu gotong royong semua pihak,” kata Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo, Minggu, (9/1/2022).

Pasar krempyeng bisa menjadi simpul kekuatan ekonomi baru bagi masyarakat, karena akan terjadi perputaran perekonomian yang akan mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat.

Pasar Krempyeng Ponorogo

Hal senada disampaikan Muhklis Isngadi, Kades Desa Turi, Kecamatan Jetis, “Bahwa jaman mbah dulu sekitar tahun 1950an perempatan dekat balai desa ini merupakan pasar krempyeng, dan kita akan menghidupkan kembali pasar krempyeng tsb dimulai hari ini,” tuturnya.

Antusias warga Kabupaten Ponorogo sangat besar terbukti banyak sekali yang berkunjung untuk hadir belanja atau sekedar melihat ramainya pasar krempyeng tersebut.

Pasar Krempyeng Ponorogo

“Saya merasa senang dan bangga sebagai warga Desa Turi dengan dihidupkannya pasar krempyeng ini, jika mau berbelanja kebutuhan sehari-hari tidak perlu jauh ke pasar Jetis, cukup di sini,” ungkap Hadi Susilo, salah satu warga desa Turi. (*)