Grebeg Suro Ponorogo Dimata Seniman Luar Jawa

Grebeg Suro Ponorogo Dimata Seniman Luar Jawa

19/07/2022 0 By Hary Dekik

KOMPASNUSANTARA, TANGGAMUS – Gelaran Grebeg Suro yang dilaksanakan rutin tahunan pada bulan Muharram dan Hari Jadi Ponorogo, menjadi kebanggaan tersendiri bagi para sesepuh seniman Reyog Ponorogo yang merantau ke Luar daerah.

Tukimoen (72) pengendang Reyog dan karawitan warga kelahiran Ponorogo yang sejak 40an tahun yang lalu sudah menjadi penduduk Desa Gunung Sari, Ulu Belu, Tanggamus, Lampung, masih memainkan keterampilannya untuk melestarikan Seni Reyog dan Karawitan Ponoragan.

“Saya masih aktif saat ada ivent pagelaran Reyog atau kawawitan,” ujar Tukimoen Seniman Reyog Ponorogo Gunung Sari, Selasa, (19/7/2022).

Menurutnya di Desa Gunung Sari juga masih ada Paguyuban Seni Reyog Ponorogo, Ia dulu menjadi bagian dari pengembang seni reyog yang ada di Gunung Sari, tapi sekarang sesekali saja aktif ketika ada ivent pagelaran. “Sudah diurusi yang lebih muda,” tambahnya.

Ia menambahkan sebelum pandemi covid 19 pagelaran Reyog Ponorogo sering digelar saat ada kegiatan, namun sejak pandemi jarang karena adanya protokol kesehatan.

Tentang Grebeg Suro, Ia mengatakan bahwa malam 1 Suro/Muharram sebagai wujud rasa syukur dan mengingat kedudukan manusia sebagai hamba ciptaan Allah, sehingga harus lebih menjaga dari laranganNYA, serta membersihkan diri dengan tirakatan.

“Malam 1 Suro biasanya juga digunakan untuk jamasan, mencuci benda pusaka yang dimiliki,” tambahnya

Ia mengatakan pada KOMPASNUSANTARA, “Gelaran acara Grebeg Suro Ponorogo yang digelar setiap tahunnya, merupakan kebanggan atas budaya dan kota kelahirannya, apalagi tahun ini Gelaran Grebeg Suro Ponorogo 2022 dilakukan perpaduan antara budaya jawa dan Islam.” tutupnya. (*)