500 Hektar Tembakau di Ngawi Gagal Panen

Hari Prasetyo 17 Sep 2025 Pertanian
500 Hektar Tembakau di Ngawi Gagal Panen

KOMPAS™, NGAWI – Sekitar 500 hektare lahan tembakau di Kabupaten Ngawi dipastikan gagal panen akibat curah hujan tinggi dan banjir limpahan waduk yang mengairi sawah. Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Ngawi, Sojo, menyebut total luas tanam tembakau tahun ini mencapai 1.500 hektare, namun hanya sekitar 1.000 hektare yang bisa dipanen maksimal.

“Banyak petani yang terpaksa beralih ke padi padahal tembakau sudah siap panen. Dari total 1.500 hektare, yang gagal bisa mendekati 500 hektare,” ungkap Sojo, Selasa (16/9)

Ia menjelaskan mundurnya musim tanam akibat hujan deras di awal musim membuat jadwal panen ikut bergeser. Tanaman yang ditanam sejak Mei sudah hampir habis, Juni rata-rata 50–60 persen panen, dan Juli baru mulai dipetik.

Meski begitu, harga tembakau relatif masih layak. Untuk petik pertama mencapai Rp25.000–Rp28.000 per kilogram, petik kedua Rp32.000–Rp35.000, petik ketiga Rp30.000–Rp40.000, dan top grade petik keempat bisa menembus Rp45.000–Rp47.000

“Tapi produktivitas menurun karena kadar air tinggi. Tahun ini paling maksimal 1,5 ton per hektare, padahal normalnya bisa 1,8–2 ton,” jelas Sojo.

Pasar tembakau tahun ini juga tidak sehangat tahun lalu. Gudang Garam resmi tidak membeli, sementara di Ngawi hanya ada kemitraan dengan PT Wirata (Merabu) asal Magelang. Harga di kemitraan bisa menembus di atas Rp50.000, namun hanya untuk varietas tertentu.

“Yang non-kemitraan produktivitasnya lebih tinggi tapi harga mengikuti pasar. Kalau kemitraan harganya aman, tapi produktivitas rendah. Jadi ada plus minusnya,” tambahnya

Meski penuh tantangan, Sojo menegaskan tembakau tetap menjadi komoditas yang pas ditanam di musim kemarau karena kebutuhan air sedikit. “Harapan kami cuaca tetap panas satu bulan ke depan agar panen selesai dan harga tidak jatuh, sehingga petani masih bisa meraih keuntungan,” pungkasnya. (*)

Sumber: Berita Jatim

This will close in 0 seconds