Peduli Layanan Publik, PMII Pacitan Audensi dengan Dinkes

Hari Prasetyo 24 Oct 2025 Aktivis, Pemerintahan
Peduli Layanan Publik, PMII Pacitan Audensi dengan Dinkes

KOMPAS™, PACITAN – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Pacitan melakukan audiensi ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan terkait pelayanan publik, Kamis, (23/10)

Adanya berbagai berbagai persoalan terkait kondisi pelayanan kesehatan di wilayah Pacitan dibahas dalam audensi tersebut.

Koordinator audiensi PMII Pacitan, Fariz Dani Arham menyebutkan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari hasil kajian yang dilakukan beberapa minggu terakhir.

“Kajian terkait isu permasalahan yang merujuk pada dinas kesehatan Kabupaten Pacitan. Isu pelayanan salah satunya,” ungkapnya.

Dari hasil kajian itu, PMII menyoroti masih adanya keluhan masyarakat terhadap pelayanan di RSUD Pacitan, terutama terkait sikap tenaga kesehatan yang dinilai kurang ramah.

Selain itu, ketersediaan sarana, prasarana, serta alat kesehatan di beberapa fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas juga masih dianggap belum memadai.

Persoalan lain yang turut menjadi perhatian adalah kekurangan tenaga kesehatan, baik di tingkat rumah sakit maupun puskesmas. Kondisi ini dinilai berpengaruh terhadap mutu layanan dan kecepatan penanganan pasien di sejumlah wilayah.

Melalui audiensi ini, PMII berharap Dinkes dapat menindaklanjuti berbagai masukan tersebut dan menjadikannya sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di Kabupaten Pacitan.

Menanggapi hal tersebut, Pelaksana Tugas (Plt.) Sekretaris Dinkes Pacitan, Nur Farida menyampaikan bahwa masukan dari PMII menjadi bahan evaluasi penting bagi pihaknya untuk perbaikan layanan kesehatan.

Ia menjelaskan, terkait pelayanan di RSUD Pacitan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan manajemen rumah sakit untuk meningkatkan kedisiplinan dan etika pelayanan tenaga kesehatan agar masyarakat merasa lebih nyaman.

Sementara itu, untuk sarana dan prasarana, beberapa pengadaan alat kesehatan disebut sudah masuk dalam rencana kegiatan tahun anggaran 2025.

Adapun mengenai kekurangan tenaga kesehatan, Dinas Kesehatan mengakui masih ada beberapa wilayah yang belum terpenuhi secara ideal, terutama di puskesmas daerah terpencil.

Namun, upaya pemerataan terus dilakukan dengan pengajuan formasi tenaga kesehatan baru melalui mekanisme rekrutmen ASN dan PPPK.

“Banyak rekomendasi dari teman-teman PMII yang sudah sejalan dengan kegiatan kami di tahun 2025, dan beberapa lainnya akan kami tindak lanjuti,” jelasnya.

Ia berharap audiensi seperti ini dapat dilakukan secara berkelanjutan agar komunikasi antara pihak pemerintah dan masyarakat, terutama kalangan mahasiswa, tetap terjalin dengan baik.

“Saya yakin jika komunikasi terputus, permasalahan akan semakin banyak. Karena itu, kita rapatkan komunikasi agar langkah-langkah perbaikan bisa berjalan maksimal,” pungkasnya. (*)

Sumber: Afederasi

This will close in 0 seconds