Atap Stadion Penataran Blitar, Porak Poranda Kena Puting Beliung

KOMPAS™, BLITAR – Angin puting beliung yang menyertai hujan deras pada Selasa (14/10) sore mengakibatkan kerusakan cukup parah di Stadion Gelora Penataran yang terletak di Kelurahan Nglegok, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar.
Hampir seluruh bagian dari atap tribun bagian barat yang terbuat dari bahan baja ringan terbang dan terlempar beberapa puluh meter keluar dari area Stadion saat angin yang cukup kuat menerjang Stadion milik Pemerintah Kabupaten Blitar itu sekitar pukul 15.41 WIB.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Blitar, Anindya Putra Robertus mengatakan bahwa atap tribun barat Stadion hanya tersisa sebagian kecil karena sebagian besar terbang diterjang angin puting beliung. “Hanya tersisa sedikit saja atap tribun barat. Hampir seluruhnya terbang bahkan penyangganya jebol,” kata Anindya saat dikonfirmasi melalui telepon, Selasa petang
Menurut Anin, bagian atap yang terbang diterjang angin puting beliung lebarnya tidak kurang dari 90 meter yang terbang melompati dinding Stadion dan jatuh di halaman depan. “Anginnya memang sangat kencang. Hujannya juga sangat deras,” tuturnya.
Kata Anin, kerusakan tidak hanya terjadi akibat terbangnya atap tapi juga kerusakan pada taman yang ada di bagian halaman depan Stadion akibat tertimpa konstruksi atap. Berdasarkan asesmen yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kata Anin, sejauh ini tidak ditemukan adanya korban manusia.
Padahal, lanjutnya, Stadion Gelora Penataran biasanya ramai digunakan oleh warga untuk berolahraga termasuk agenda rutin sepakbola. “Beruntung tidak ada korban berdasarkan asesmen BPBD. Padahal biasanya setiap pagi dan sore stadion penuh dengan warga yang berolahraga,” ucapnya.
Lebih jauh, merujuk pada laporan BPBD Kabupaten Blitar, Anin mengatakan bahwa angin puting beliung tersebut bergerak dari arah tenggara ke barat laut.
Selain mengakibatkan kerusakan pada Stadion, angin puting beliung merusak atap sejumlah rumah di wilayah Kecamatan Kanigoro dan bangunan sekolah di Desa Pojok, Kecamatan Garum. “Infonya di Garum ada atap sekolah yang rusak. Di Kanigoro juga. Tapi yang paling parah di Nglegok, di Stadion ini,” ujarnya
Anin memperkirakan, kerusakan atap tribun Stadion tersebut mengakibatkan kerugian hingga Rp 1,5 miliar, didasarkan pada biaya pembangunan atap tribun tersebut pada 2015. Menurut Anin, kerugian akibat kerusakan pada taman tidak begitu besar karena paling banyak menimpa pepohonan di lokasi itu. Saat ini, kata dia, stadion ditutup dengan garis polisi untuk keperluan penyelidikan oleh pihak kepolisian. Selain itu, garis polisi dipasang untuk mencegah orang yang tidak berkepentingan masuk ke area stadion.
Ada kabel-kabel listrik yang dikhawatirkan membahayakan jika orang masuk stadion,” katanya.

Sumber:
Kompas